Kamis, 10 Januari 2013

Kisah El Bulli Restaurant


El Bulli Restaurant adalah sebuah restauran di sebelah utara Barcelona, Spanyol. Restauran ini begitu terkenal hingga pelanggan harus memesan tempat, setahun sebelumnya untuk bisa datang dan menikmati hidangan di restauran El Bulli.

Tapi diluar dugaan, pada bulan Juli 2011, ditengah2 kesuksesan yang luar biasa, Chef Ferran Adria justru memutuskan menutup restauran tersebut. Restauran memang tidak ditutup selamanya, El Bulli akan kembali dibuka pada tahun 2014.

Ketika ditanya alasan mengapa dia memutuskan untuk menutup restauran selama tiga tahun, Ferran Adria menjawab bahwa mereka butuh waktu untuk berpikir, membuat perencanaan dan berinovasi. Melayani pelanggan selama 15 jam sehari membuat mereka tidak punya waktu lagi untuk melakukan hal itu.

Suatu langkah yang berani dan luar biasa. Sangat sulit dibayangkan ketika sebuah restauran memutuskan untuk berhenti, justru pada saat sedang berada di puncak kejayaannya, hanya demi mendapatkan waktu untuk berpikir, melakukan perencanaan dan berinovasi.

Kebanyakan dari kita mungkin tidak akan berpikir sejauh itu, atau malah berpikir sebaliknya. Ketika bisnis, perusahaan, atau organisisasi kita sedang berada di puncak kejayaan, kadang kita justru merasa diatas angin. Semuanya baik2 saja, untuk apa aku harus berhenti untuk melakukan semua itu, mungkin itu yang ada dalam benak kita.

Tapi kisah Chef Ferran Adria yang berani menutup restauran El Bulli yang sedang berada di puncak kejayaan itu, seperti membukakan mata & pikiran kita. Jika sebuah restauran yang sedang menuai sukses luar biasa saja membutuhkan waktu untuk berhenti sejenak, untuk melakukan hal penting yang mungkin terabaikan, yaitu berpikir dan berinovasi, betapa kita yang mungkin belum sesukses Chef Adria atau El Bulli Restaurant sangat perlu melakukan hal serupa.

Dan sepertinya awal tahun seperti ini adalah moment yang tepat bagi kita untuk sejenak berhenti, demi melakukan review terhadap kehidupan maupun pencapaian kita di tahun lalu untuk kemudian membuat suatu perencanaan dan inovasi demi menuju satu kata: Better.

 Ya, hari esok akan lebih baik… Semoga :D

  

Selasa, 11 Desember 2012

Footprints in The Sand


Footprints in the Sand

One night I dreamed I was walking along the beach with the Lord. Many scenes from my life flashed across the sky.

In each scene I noticed footprints in the sand. Sometimes there were two sets of footprints, other times there was one only.

This bothered me because I noticed that during the low periods of my life, when I was suffering from anguish, sorrow or defeat, I could see only one set of footprints, so I said to the Lord,
“You promised me Lord,
that if I followed you, you would walk with me always. But I have noticed that during the most trying periods of my life there has only been one set of footprints in the sand.
Why, when I needed you most, have you not been there for me?”

The Lord replied, “The years when you have seen only one set of footprints, my child, is when I carried you.”

Mary Stevenson, 1936